
Ilustrasi: Marcin Jozwiak
warunk3.com – Menghirup udara segar di daerah pegunungan yang bebas dari polusi menjadi hal langka bagi penduduk kota-kota besar atau kawasan industri. Udara yang sudah mengandung berbagai zat kimia menjadi ‘makanan’ sehari-hari. Tentu hal ini berdampak bagi kesehatan, hewan, tumbuhan dan kenyamanan. Lalu, mengapa udara yang bersih bisa tercemar? Apa dampaknya bagi keberlangsungan hidup? Check this out, Sobat Warunk3!
Sumber Pencemaran Udara
Ada banyak sumber pencemaran udara, baik pencemar primer maupun sekunder. Sumber pencemaran udara primer berasal dari aktivitas yang langsung menimbulkan polusi. Contohnya asap kendaraan, pembakaran, pembangkit listrik, dan aktivitas industri. Selain aktivitas manusia, masih ada aktivitas alam seperti gunung berapi atau rawa-rawa yang menjadi polusi udara. Pencemaran udara jenis ini biasanya bisa langsung dilihat.
Berbeda dengan pencemaran udara primer, pencemaran udara sekunder adalah pencemaran tidak langsung. Artinya, pencemaran udara timbul karena ada reaksi dari pencemar udara primer di atmosfer. Terjadinya penipisan lapisan ozon di atmosfer merupakan salah satu contoh pencemaran udara. Ozon sendiri berperan melindungi bumi dari radiasi ultraviolet (UV). Sobat Warunk3 harus punya stok sunblock melimpah nih kalau lapisan ozon semakin menipis.
Dampak Pencemaran Udara
Udara yang tercemar mengandung zat berbahaya seperti karbon monoksida, nitrogen oksigen, CFC, hidrokarbon, atau partikel radikal bebas. Partikel kecil maupun besar berterbangan di udara dan kemudian terhirup manusia, terkena tumbuhan, bereaksi dengan zat lain, tercampur dengan air, dan sebagainya. Hal ini tentu memiliki dampak bagi beberapa aspek kehidupan seperti di bawah ini.
Kesehatan
Dampak paling umum yang terjadi jika menghirup udara yang tercemar adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan atas). Zat pencemar yang dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik menyebabkan penyakit seperti asma, bronkitis, bahkan kanker paru-paru. Partikel yang besar akan tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikel kecil dan gas akan masuk ke paru-paru sehingga menyebabkan permasalahan.
Tumbuhan
Tidak hanya manusia yang terdampak polusi udara. Monstera yang Sobat Warunk3 letakkan di sudut ruangan agar cantik pun bisa terkena dampak pencemaran udara. Tumbuhan akan mengalami gangguan pertumbuhan karena terhambatnya proses fotosintesis. Penyakit klorosis, nekrosis, atau bintik hitam bisa menyerang tumbuhan karena polusi udara. Air yang terkontaminasi udara dan disiramkan ke tanaman akan berdampak negatif.
Hujan Asam
Siapa nih yang suka hujan-hujanan ala artis hollywood? Atau malah teringat kenangan terindah? Ternyata hujan yang memiliki pH di bawah 5,6 adalah hujan asam. Zat SO2 dan NO2 yang bereaksi dengan air bersifat korosif sehingga bisa merusak material dan bangunan. Kualitas air hujan yang menurun akan merusak tanaman dan mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan.
Efek Rumah Kaca
Radiasi panas matahari yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap lapisan atmosfer yang paling rendah (troposfer). Adanya CO2, CFC, metana, ozon dan N2O di troposfer menyebabkan efek rumah kaca. Fenomena ini menimbulkan pemanasan global sehingga terjadi peningkatan suhu bumi. Es di kutub mencair, perubahan iklim serta perubahan siklus hidup menjadi dampak efek rumah kaca.
Dampak pencemaran udara begitu berbahaya dari beberapa aspek. Sama seperti hatimu yang berbahaya jika terus-menerus mengingat kenangan manis dengannya. Padahal dianya sudah bersama yang lain. Sakitnya tuh di hati. Daripada memikirkan hal yang tak pasti, lebih baik berusaha untuk mengurangi dampak pencemaran udara. Mencegah pencemaran udara bisa dimulai dari diri sendiri dan lingkungan yang paling dekat.
Ada beberapa hal yang bisa Sobat Warunk3 lakukan untuk mengurangi dampak polusi udara. Misalnya, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, menanam tumbuhan, berhenti merokok, hindari membakar sampah, dan hemat listrik. Menggunakan masker juga bisa mengurangi udara kotor yang masuk ke dalam tubuh sehingga tidak terjadi kerusakan organ pernapasan.