
Ilustrasi: Oleg Magni
warunk.com – Hujan tidak berhenti sejak semalam membasahi tanah yang semula kering. Kenangan indah bersamanya langsung terlintas di pikiran. Tak terasa ada air yang membasahi kaki, wah kalau ini ya banjir namanya. Harus gerak cepat menyelamatkan barang-barang, nih. Penyebab terjadinya banjir bisa karena curah hujan tinggi, penebangan hutan, sampah yang dibuang di sungai, dan lainnya.
Banjir yang melanda beberapa daerah di Indonesia saat musim hujan menjadi permasalahan yang serius. Akses jalan terputus, kerugian materi karena terkena aliran air, penyakit berdatangan, sampai fobia yang bisa mengganggu jalannya evakuasi. Salah satu phobia yang menjadi perhatian saat banjir adalah thalassophobia. Apakah itu?
Apa itu Thalassophobia
Ketakutan berlebihan pada perairan yang luas dan dalam adalah thalassophobia. Fobia yang banyak dialami kaum hawa ini beranggapan perairan yang luas dan dalam adalah sebuah ancaman yang berbahaya dan menyeramkan. Penderita thalassophobia bukan takut terhadap air seperti penderita aquaphobia.
Kosongnya perairan atau makhluk di dalam perairan terasa sangat menyeramkan. Bayangan seperti dinosaurus yang siap menerkam siapa saja yang menyentuh perairan langsung muncul bagi penderita fobia ini. Dalam kasus yang parah, thalassophobia dapat dipicu oleh gambar atau pikiran tentang perairan yang luas dan dalam.
Gejala dan Penyebab Thalassophobia
Respons tubuh berbeda-beda setiap orang dalam menghadapi ketakutan dan kecemasan. Penderita thalassophobia dengan tingkat yang parah akan mengalami gemetaran, mata kunang-kunang, pusing, mual, berkeringat hingga disosiasi. Kondisi ini sungguh membuat tidak nyaman apalagi kalau gebetan ngajak liburan melihat cantiknya terumbu karang.
Gejala thalassophobia bisa muncul saat berada di dekat perairan yang luas. Jadi, jangan sekali-kali memaksa teman atau kerabat yang memiliki riwayat thalassophobia untuk berlibur ke pantai. Beberapa kasus bisa muncul saat berada di dalam pesawat yang terbang di atas lautan. Ada beberapa faktor penyebab thalassophobia, diantaranya:
- Genetik. Insan yang memiliki anggota keluarga dengan thalassophobia berpotensi lebih besar mengalami hal yang sama dibanding yang tidak memiliki. Nggak mungkin dong Sobat Warunk3 ganti keluarga agar terhindar dari thalassophobia.
- Trauma. Tenggelam di laut yang dalam dan disenggol ikan hiu adalah contoh kejadian yang membuat seseorang mengalami thalassophobia. Pengalaman tidak menyenangkan tersebut membekas tajam di ingatan sehingga terjadi fobia terhadap perairan yang luas dan dalam.
- Perkembangan otak. Respons rasa takut pada otak yang tidak berkembang dengan baik akan membuat fobia lebih mudah muncul. Termasuk fobia terhadap perairan luas seperti saat banjir. Rasa takut secara otomatis terstimulasi untuk muncul dan terjadi tindakan irasional.
Fobia spesifik seperti thalassophobia biasanya berkembang pada masa anak-anak. Sulit mendeteksi apa penyebab awal fobia ini. Namun tidak menutup kemungkinan fobia perairan luas dan dalam ini berkembang ketika dewasa.
Cara Mengatasi Thalassophobia
Terapi psikologis adalah langkah paling efektif untuk mengatasi thalassophobia. Dari berbagai jenis terapi, yang paling disarankan untuk mengatasi fobia ini adalah terapi perilaku kognitif. Pola pikir dan respons yang negatif terhadap perairan yang luas dan dalam diubah menjadi positif dan realistis. Cinta itu boleh, realistis itu wajib.
Pada terapi perilaku kognitif, terapis akan menunjukkan gambar atau video perairan baik permukaan maupun suasana di dalamnya. Sembari menunjukkan, terapis akan terus menceritakan hal-hal positif terkait perairan. Keberanian akan muncul dan terapis akan meminta untuk menyentuh gambar.
Setelah dirasa siap, penderita thalassophobia diajak jalan-jalan ke pantai sambil minum es kelapa muda. Hmmm segarnya. Itu kalau Sobat Warunk3 yang tidak mengalami thalassophobia, bagi penderita selama perjalanan terus diceritakan hal baik tentang pantai, laut, kehidupan di dalamnya dan hal positif lainnya.
Seiring berjalannya waktu thalassophobia akan hilang dan membuat penderita tidak hanya minum es kelapa muda di pinggir pantai, tetapi juga menyelami keindahan biota laut. Jika mengetahui ada seseorang yang mengalami thalassophobia coba konsultasi dengan psikolog atau terapis agar mendapatkan penanganan yang tepat.